Kumpulan Kata Nasehat Pitutur Jowo Syarat Makna

JUANESIA.INFO - Kata-kata pangeling dari nenek moyang orang Jawa memang sarat dengan makna dan sastra yang tinggi. Ada yang bilang bahasa jawa merupakan bahasa dengan kandungan sastranya yang tinggi, tak pelak bahasa jawa memiliki banyak istilah kata didalamnya yang masing-masing berbeda penerapannya. Misalnya saja untuk kata “Makan”, dalam bahasa Jawa banyak sekali istilahnya seperti dahar, nedo, maem, mangan, nguntal, nyekek, dan mbadok. Kesmuanya memiliki arti sama namun berbeda peruntukan dan penerapanya. Kata “dahar” ini merupakan istilah yang halus dan biasanya diterapkan untuk oraang yang mulia atau lebih tua, sementara kata “nedo” merupakan  kromo alus yang biasa diperuntukkan untuk sesame umur, sedangkan kata “Nguntal, nyekek, mbadok, ini istilah kasar dan lebih pas diterapkan untuk pengistilahan hewan.

Beberapa versi sejarah juga menyebutkan bahwa bangsa Jawa merupakan bangsa yang memiliki peradaban dan tata budaya tua. Bahkan ada yang mengatakan jika peradaban tertua didunia adalah bangsa Jawa, dn jauh melebihi bangsa Yunani yng disebut sebagai sumber peradaban tertua. Jauh sebelum itu Bangsa Jawa sudah mengenal peradaban yang mapan dan tertata dengan baik. Hal ini juga dibuktikan dengan bukti-bukti berupa prasasti kuno dan bend-bend peninggalan sejarah yang berhasil ditemukan.

Banyak tokoh-tokoh dari Jawa yang berpengaruh di dunia, contoh sja raja-raja Jawa. Bahkan kerajaan jawa seperti Kalingga disebut kekuasaanya hampir separuh dari bumi ini. berdasarkan uraian tersebutlah mengapa disini Nuswantara tertarik untuk membagikan kata nasehat berupa pitutur jowo yang syarat makna sebagai pangeling kita bersama.

Pitutur-Pitutur Jowo

Contoh saja pitutur jowo yang terkenal adalah seperti yang Nuswantara sebutkan berikut ini.


SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE
Maknanya : Senyap dalam pamrih, ramai dalam pekerjaan


AJINING DIRI SOKO LATHI, AJINING ROGO SOKO BUSONO
Maknanya : Kehormatan diri adalah dari lisan, Kehormatan raga adalah dari pakaiannya


AJA RUMONGSO BISA, NANGING BISA'O RUMANGSA
Maknanya : Jangan Merasa Bisa, Namun Bisa-lah Merasakan


SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE, BANTER TAN MBANCANGI, DHUWUR TAN NGUNGKULI
Maknanya : sepi dalam pamrih, ramai(banyak/rajin) dalam bekerja, cepat tanpa mendahului, tinggi tanpa melebihi


SAPA TEKUN GOLEK TEKEN, BAKAL TEKAN
Maknanya: siapa tekun mencari tongkat (tongkat disini dapat diartikan sebagai bekal ilmu/pengangan hidup), maka akan sampai.

kata renungan jawa

OJO GUMUNAN, OJO GETUNAN, OJO KAGETAN, OJO ALEMAN
Maknanya : Jangan mudah terheran-heran, Jangan mudah menyesal, Jangan mudah terkejut, Jangan manja.

AJA KEMINTER MUNDHAK KEBLINGER, AJA CIDRA MUNDHAK CILAKA
Maknanya : Jangan sok pintar nanti tersesat, jangan berbuat curang nanti celaka.

NGLURUK TANPO BOLO, MENANG TANPO NGASORAKE, SEKTI TANPO AJI-AJI, SUGIH TANPO BONDHO
Maknanya : Menyerbu tanpa bala tentara, menang tanpa merendahkan, sakti tanpa ajian, merasa kaya tanpa banyak harta.

ING NGARSO SUNG TULODHO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI
Maknanya : Di depan memberi teladan, di tengah membangun prakarsa {pelopor}, di belakang memberi semangat.

BECIK KETHITIK ALA KETARA
Maknanya : Kebaikan Terdeteksi, Kejahatan Kelihatan.

kata motivasi jawa terbaik

JAGAT, ORA MUNG SAGODHONG KELOR, KAREBEN NGGREMET WATON SELAMET.

Maksud dan makna dari ungkapan ini yaitu; orang hendaknya selalu optimis, dunia tidak hanya selebar daun kelor, tetapi sangat luas. Cita-cita harus diusahakan sampai tercapai, tetapi dengan kesabaran.

MIKUL DHUWUR MENDHEM JERO
Maknanya : Memikul tinggi-tinggi, memendam dalam-dalam.

AJA RUMONGSO BISA, NANGING BISA'O RUMANGSA 
Maknanya : Jangan Merasa Bisa, Namun Bisa-lah Merasakan.

WITING TRESNO JALARAN SAKA KULINO
Maknanya : Berawalnya cinta karena terbiasa.

Selanjutnya berikut ini merupakan falsafah dari Ronggo Warsito, merupakan seorang pujangga besar dri Kasultanan Surakarta dan disebut sebagai pujangga besar terahir yang ada di tanah Jawa.

Kalimat pujangga besar Ronggo Warsito

FALSAFAH RONGGO WARSITO


REJEKI IKU ORA ISA DITIRU (rejeki itu tidak bisa ditiru)

SENAJAN PADA LAKUMU (walau jalanmu sama)

SENAJAN PADA DODOLANMU (walau jualanmu sama)

SENAJAN PDA NYAMBUT GAWEMU (walau pekerjaanmu sama)

KASIL SING DITOMPO BAKAL BEDO-BEDO (hasil yang diterima akan berbeda satu sama lain)
ISO BEDO NENG AKEHE BONDHO (bisa lain dalam banyaknya harta)

ISO UGO ONO NENG ROSO LAN AYEME ATI, YAIKU SING JENENGE bahagia (bisa lain dalam rasa bahagia dan ketenteraman hati)

KABEH IKU SOKO TRESNANE GUSTI KANG MOHO KUWOSO (semua itu atas kasih dari tuhan yang maha kuasa)

SOPO TEMEN BAKAL TINEMU (barang siapa ber-sungguh2 akan menemukan)
SOPO WANI REKOSO BAKAL NGGAYUH MULYO (barang siapa berani bersusah payah akan menemukan kemuliaan)

DUDU AKEH, NANGING BERKAHE KANG DADEKAKE CUKUP LAN NYUKUPI 
(bukan banyaknya, melainkan berkahnya yang menjadikan cukup dan mencukupi)

WIS GINARIS NENG TAKDIRE MENUNGSO YEN OPO SING URIP KUWI WIS DISANGONI SONGKO SING KUWOSO (sudah digariskan oleh takdir bahwa semua yang hidup itu sudah diberi bekal oleh yang maha kuasa)

DALAN URIP LAN PANGANE WIS CEMEPAK CEDHAK KOYO ANGIN SING DISEDHOT bendinane (jalan hidup dan rejeki sudah tersedia, dekat, seperti udara yang kita hirup setiap harinya)

NANGING KADHANG MENUNGSO SULAP MOTO LAN PETENG ATINE, SING ADOH SONGKO AWAKE KATON PADHANG CEMLOROT NGAWE-AWE, NANGING SING CEDHAK NENG NGAREPE LAN DADI TANGGUNG JAWABE DISIO-SIO KOYO ORA DUWE GUNO (tetapi kadang manusia silau mata dan gelap hati, yang jauh kelihatan berkilau dan menarik hati. Tetapi yang dekat didepannya dan menjadi tanggung jawabnya disia-siakan seperti tak ada guna)

REJEKI IKU WIS CEMEPAK SOKO GUSTI, ORA BAKAL KURANG ANANE KANGGO NYUKUPI BUTUHE MENUNGSO SOKO LAIR TEKANE PATI (rejeki itu sudah disediakan oleh tuhan, tidak bakal berkurang untuk mencukupi kebutuhan manusia dari lahir sampai mati)

NANGING YEN KANGGO NURUTI KAREP MENUNGSO SING ORA ONO WATESE, RASANE KABEH CUPET, NENG PIKIRAN RUWET, LAN ATINE MARAHI BUNDHET (tetapi kalau menuruti kemauan manusia yang tidak ada batasnya, semua dirasa kurang membuat ruwet di hati dan pikiran)

WELINGE WONG TUWO, OPO SING ONO DILAKONI LAN OPO SING DURUNG ONO OJO DIAREP-AREP, SEMELEHKE LAN YEN WIS DADI DUWEKMU BAKAL TINEMU, YEN ORA JATAHMU, OPO MANEH KOK NGREBUT SOKO WONG LIYO NGANGGO CORO SING OLO, YO WAE, IKU BAKAL GAWE URIPMU LORO, REKOSO LAN ANGKORO MURKO SAK JERONING KALUWARGO, KABEH IKU BAKAL SIRNO BALIK DADI SAKMESTINE (petuah orang tua, jalanilah apa yang ada didepan mata dan jangan terlalu berharap lebih untuk yang belum ada. Kalau memang milikmu pasti akan ketemu, kalau bukan jatahmu, apalagi sampai merebut milik orang memakai cara tidak baik, itu akan membuat hidupmu merana, sengsara dan angkara murka. Semua itu akan sirna kembali ke asalnya)

YEN UMPOMO AYEM IKU MUNG BISO DITUKU KARO AKEHE BONDHO DAHNO REKASANE DADI WONG SING ORA DUWE (kalau saja ketenteraman itu bisa dibeli dengan horta, alangkah sengsaranya orang yang tidak punya)

UNTUNGE AYEM ISO DIDUWENI SOPO WAE SING GELEM NGLEREMKE ATINE ING BAB KADONYAN, SENENG TETULUNG MARANG LIYAN, LAN PASRAHKE URIPE MARANG GUSTI KANG MURBENG DUMADI 
(untungnya, ketenteraman bisa dimiliki oleh siapa saja yang tidak mengagungkan keduniawian, suka menolong orang lain dan mensyukuri hidupnya)

Itulah kata petuah atau pangiling berupa pitutur jawa yang baik untuk menjadi motivasi, renungan sekaligus pegangan kita untuk menuju kehidupan yng lebih baik dan berguna.

Jabad
Jabad Orang biasa dengan cita-cita tidak biasa, yang mencitai dan menghargai sejarah bangsanya.