Sejarah Lengkap Kerajaan Singasari Dan Silsilah Raja-Rajanya

JUANESIA.INFO - Sejarah kerajaan Singosari didapat dari catatan sejarah yang ada di beberapa Prasasti dan Buku-buku atau Kitab Kuno. Seperti menurut Pararaton, mengisahkan bahwa awalnya kerajaan Singosari berasal dari daerah yang ada di Tumapel. Disebutkan Tumapel merupakan hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kediri. Ini bisa dikatakan hanya wilyah kecmatan sja kalau sekarang, dimana saat itu dipimpin oleh seorang Akuwu yang dijabat oleh Tunggul metung. Dia memiliki pengawal yang terkenal tangguh dan cerdik yaitu Ken Arok. Karena merasa lebih mampu dan pintar, Ken Arok ahirnya berusaha merebut kekuasaan dari Tunggul Ametung. Dan pada suatu saat ahirnya berkat kecerdikannya Ken Arok berhsil membunuh Tunggul Ametung dengan cara tipu muslihat. Ken Arok kemudian menjadi akuwu baru di daerah tersebut dan mengawini istri Tunggul Ametung yg bernama Ken Dedes.

Karen sudah berhasil merebut kekuasaan, serta ambisi besarnya. Ken Arok kemudian berniat untuk melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kediri.

Singkat cerita tepatnya pada tahun 1254 M terjadilah perseteruan antara Raja Kerajaan Kediri yaitu Prabu Kertajaya melawan kaum brahmana. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Ken Arok, Maka dengan pengaruhnya para brahmana kemudian menggabungkan diri dengan Ken Arok dan mengangkat dirinya menjadi raja pertama di Tumapel dengan bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Bagai gayung bersambut, kini Ken Arok telah resmi menjadi Raja dan semakin kuat pengaruhnya. Prabu Kertajaya yang mendengar berita itu semua ahirnya mrah, dan ahirnya peperangan tak terhindarkan, Perang dengan Kerajaan Kediri meletus di desa Ganter. Peperangan ini dimenangkan oleh Kerajaan Tumapel (kerajaan Ken Arok).

Dalam versi lainya dalam cattn kitab Nagarakretagama menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel, namun disini tidak jelas tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Tertulis dalam naskah itu bahwa  pendiri kerajaan Tumapel adalah bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yg mana telah berhasil mengalahkan Prabu Kertajaya raja Kerajaan Kediri.

Sedangkan dalam Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, denganjelas menyebutkan jika pendiri Kerajaan Tumapel yaitu Bhatara Siwa. Banyak yang memprediksi mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, krena dlm Nagara kretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel saat itu puja sebagai Siwa. Selain itu, dalam Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum mengangkat senjata dan maju untuk berperang melawan Kertajaya raja Kerajaan Kediri, Ken Arok terlebih dahulu memakai julukan Bhatara Siwa.

Kenapa Disebut Kerajaan Singasari?

Kisah nama kerajaan tumapel ke Kerajaan Singosari ini adalah berdasarkan nama Ibu Kotanya. Dimulai pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yg bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan juga mengganti nama ibu kota kerajaan menjadi Singhasari. Ahirnya nama Singhasari yang mulanya adalah nama ibu kotakerajaan Tumapel justru lebih terkenal daripada nama Tumapel sendiri. Karena itulah maka Kerajaan Tumapel terkenal juga dengan nama Kerajaan Singosari (Singhasari).

Ken Arok Pendiri Kerajaan Singosari

Silsilah Raja-Raja Singasari


Untuk silsilah raja-raja di Singosari ini terdapat dua versi yang meyebutkan tentang raja di Tumapel yaitu (1) versi Pararaton dan (2) Versi Negarakertagama.

Untuk versi pertama ini menceritakan bahwa Ken Arok merupakan pendiri Kerajaan Singasari yang kemudian digantikan oleh Anusapati pada (1247–1249 M). lalu Anusapati diganti oleh Tohjaya pada (1249–1250 M), kemudian diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana pada (1250–1272 M). dan untuk tahta terahir dipegang oleh Kertanegara dan memerintah sejak tahun 1272 - 1292 M. Untuk versi pertama ini informasinya diambil dari Prasasti Kudadu.

Yang kedua yaitu versi Negarakertagama yang menyebutkan jika raja pertama Kerajaan Singasari yaitu Rangga Rajasa Sang Girinathapura memerintah tahun (1222–1227 M). dilanjutkan  Anusapati, yang kemudian Wisnuwardhana di (1248–1254 M). dan raja terahir yaitu Kertanagara memerintah pada tahun 1254–1292 M. data pada cerita versi kedua ini didapat dari prasasti Mula Malurung.

Sejarah Pemerintahan Raja-Raja  Singasari

1. Prabu Ken Arok (1222–1227 M)

Ken Arok disebut sebagai pendiri Kerajaan Singasari (Tumapel) berdasarkan bukti-bukti yang ada. Dan sekaligus menjadi raja pertama di Tumapel (Singosari) bergelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabumi. Ken Arok berhasil menjadi Raj Singasari setelah mengalahkan Kerajaan Kediri, kemenangan Ken Arok sebagai awal munculnya Dinasti baru yaitu Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Namun Ken Arok hanya memerintah kurang lebih selama lima tahun saja yaitu pada tahun 1222 - 1227 M. ahir kepemimpinan Ken Arok karena dia meninggal akibat dibunuh oleh seorang suruhan dari Anusapati yang merupakan anak tiri Ken Arok, pembunuhan Ken Arok terjadi pada Tahun 1227 M, peristiwa tersebut dipercaya sebagai sebuah terusan kutukan dari Mpu Gandring. Ken Arok sendiri dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa - Buddha.

2. Prabu Anusapati (1227–1248 M)

Setelah berhasil membunuh Ken Arok melalui orang suruhannya, maka takhta Kerajaan Singosari jatuh ke tangan Anusapati. Anusapati memerintah termasuk lama yaitutahun 1227 – 1248 M, namum di masa pemerintahanya tidak banyak perubahan yang dilakukannya karena Anusapati lebih sibuk untuk melakukan cabung Ayam. Lambat laun, peristiwa kematian Raja Ken Arok akhirnya terbongkar juga dan sampai ke telinga Tohjoyo yang merupakan putra Ken Arok dengan Ken Umang. Singkat cerita, Politik cerdik dari Tohjoyo berjalan, karena mengetahui bahwa Anusapati gemar adu ayam, maka diundanglah Anusapati ke Gedong Jiwa yaitu tempat kediamanan Tohjoyo untuk mengadakan pesta sabung ayam. Dan ketika Anusapati sedang asyik menyaksikan sabung ayamnya, tanpa diduga olehnya Tohjoyo dengan cepat menyabut keris Mpu Gandring yang dibawanya kemudian langsung menusuk Anusapati dan membuatnya meninggal seketika. Yang kemudian Anusapati didharmakan di Candi Kidal.

3. Prabu Tohjoyo (1248 M)

Setelah Anusapati meninggal, maka tahta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Tohjoyo. Karena perselisihan dan dendam dari keluarga Anusapati, maka pemerintahan Tohjoyo tidaklah berjalan mulus dan ia hanya sebentar memerintah Singasari. Anak Anusapati yaitu Ranggawuni sangat sakit hati atas kematian ayahnya dan berusaha membalasnya. Ahirnya berkat bantuan dari Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil membalas dendam dan menggulingkan Tohjoyo kemudian menduduki singgasana kerajaan Singasari.

4. Prabu Ranggawuni (1248–1268 M)

Ranggawuni merupakan anak dari Anusapati yang berhasil merebut tahta kerajaan dari Tohjoyo. Ia naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dg. gelar Narasinghamurti. Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yg bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dg. maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardana meninggal dunia & didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.

5. Prabu Kertanegara (1268-1292 M)

Dari keempat raja sebelumnya, bisa dibilang Kertanagara merupakan raja yang paling cerdas dan memiliki misi serta visi besar. Kertanegara merupakan Raja Tumapel (Singasari) terakhir yang memiliki cita-cita untuk menyatukan seluruh Nuswantara. Dia berhasil naik takhta yaitu pada tahun 1268 M. dengan menyandang gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara.

Dalam pemerintahannya, Prabu Kertanegara dibantu oleh tiga orang mahamentri yang hebat bernama; mahamentri i hino, mahamentri halu, dan mahamenteri  sirikan. Agar cita-cita menyatukan Nuswantara dapat terwujud, Kertnegara kemudian mengganti pejabat-pejabat yg dianggap kolot dengan pejabat yang baru, seperti halnya Patih Raganata diganti dengan Patih Aragani. Dan juga Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiraraja.

Keberhasilan awal yaitu Kertanegara berhasil mennyatukan jawa, dan setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian singasari ditujukan ke daerah lain. Prabu Kertanegara kemudian mengirimkan utusan ke Melayu yg dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 M. dan dipimpin oleh Adityawarman yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Keberhasilan ini ditandai dg. pengiriman Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara.

Pada masa pemerintahan Prabu Kertanegara kehidupan sosil ekonomi Masyarakat Singasari sangatlah maju dan makmur. Semua roda pemerintahan dan ekonomi berjalan seimbang sehingga kemajuan-kemjuan dapat tercapai disegala bidang.

Ahir masa Kerajaan Singasari

Kejayaan Singasari memang tidak bertahan lama akibat masalah internal. Disaat Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa,  muncullah masalah internal kerajaan yang membuat keropos di bagian dalam. Dan pada titik ahirnya tepat tahun 1292 M. Terjadilah pemberontakan Jayakatwang (bupati Gelanggelang), yang ia masih merupakan sepupu sekaligus ipar, dan besan dari Prabu Kertanagara sendiri. Dalam serangan pemberontakan yang dilancarkan oleh Jayakatwang ini membuat Kertanagara mati terbunuh.

Dan setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang naik menjadi raja dan kemudian membangun ibu kota baru di Kerajaan Kediri. Dengan kekalahan Kertanegara dan naiknya Jayakatwang menjadi Raja, maka berhirlah riwayat Kerajaan Tumapel yang beribu kota di Singosari.

Masa Kerajaan Singasari memanglah tidak berjalan lama karena sejak berdirinya banyak diterpa masalah internal dan dendam keluarga yang mengakibatkan pemberontakan-pemberontakan untuk merebut kekuasaan. Dan kertanegara merupakan Raja terahir Singosari yaitu memerintah pada tahun 1268-1292 M.

Itulah sejarah kerajaan singosari mulai awal berdiri hingga keruntuhanya dan beserta silsilah daftar raja-rajanya.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singasari
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-singasari.html
Jabad
Jabad Orang biasa dengan cita-cita tidak biasa, yang mencitai dan menghargai sejarah bangsanya.