JUANESIA.INFO - Melihat Sejarah Berdirinya Kostrad dan sepak terjangnya dalam melindungi serta menjaga NKRI tetap utuh dan berdaulat.
KOSTRAD adalah Salah satu pasukan elite di tubuh TNI Angkatan Darat Republik Indonesia. Komando Strategis Angkatan datar (Kostrad) dikenal dengan berbagai prestasi dan kehebatannya dalam melakukan operasi-operasi khusus untuk tugas Negara. Kehebatan Kostrad begitu dikenal di dunia.
Sejak diproklamasikannya Negara Republik Indonesia tgl 17 Agustus 1945, maka rongrongan demi rongrongan baik dari dalam maupun dari luar negeri silih berganti berusaha untuk menghancurkan NKRI yang ditandai dengan terjadinya beberapa peristiwa di tanah air, yaitu rongrongan yang berusaha menggantikan idiologi Pancasila dan UUD 45 seperti:
Berdasarkan Struktur Orgas (Tap -05 tgl 5 Agustus 1958) di Tanah air telah dibentuk Kodam hampir di setiap provinsi, namun saat itu masih bersifat teritorial dengan kemampuan terbatas, terdiri dari Kodam, Korem, Brigade dan Batalyon.
Menjelang akhir tahun 1960 pimpinan AD menganggap perlu membentuk satuan militer yang bersifat mobil berkemampuan Linud yang siap tempur menjalankan tugas di seluruh tanah air, maka dibentuklah Cadangan Umum AD, dimana gagasan dan ide ini keluar dari Kasad Jenderal A.H Nasution pada tahun 1960, dan sebagai realisasi dari gagasan ini, maka keluarlah skep Kasad No. KPTS.1067/12/1960 tgl. 27 Desember 1960. Gagasan itu mempunyai latar belakang yang sangat mendesak, terutama karena keterkaitannya dengan masalah Irian Barat yang pada waktu itu masih menjadi sengketa dengan Belanda.
Untuk merealisasikan Skep Kasad tersebut, maka selanjutnya dibentuklah kelompok kerja yang diketuai oleh Deputi I Kasad Brigjen TNI Soeharto yang beranggotakan antara lain :
Pada tanggal 19 Desember 1961 bertepatan dengan pelantikan para taruna AKMIL di Jogjakarta, Presiden Sukarno mencetuskan TRIKORA yang berisi :
Menindak lanjuti tugas penting ini, maka pada awal 1962 dibentuklah Komando Mandala di wilayah timur Indonesia dengan markas besarnya di Ujung Pandang.dengan Panglima Mandalanya yaitu Brigjen TNI Soeharto, dengan tugas tambahan sebagai DEPUTI I KASAD untuk wilayah timur. Dalam operasi ini melibatkan AD, AL, AU Sukarelawan dan masa rakyat dengan sandi “OPERASI JAYAWIJAYA”.
Misi dari Operasi Jayawijaya ini untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda dengan mengadakan perang terbuka jika perundingan perdamaian dengan Belanda di New York mengalami kegagalan.
Dalam rangka menyiapkan perang terbuka, maka pada tanggal 19 Desember 1961 terlebih dahulu dilakukan infiltrasi di daerah Fak-fak, Misoi, Wagiu, Serui, sorong, Kaimani. Akhirnya pertengahan Agustus 1962 dilakukanlah serbuan umum melawan penjajah Belanda dengan sasaran wilayah Biak, Jayapura. KORRA 1 / CADUAD sendiri menurunkan 1 Divisi, hal ini menyebabkan gentarnya pihak Belanda dengan keputusan menyerah tanpa syarat. Penyerahan Irian Barat ini dengan ditandainya berkibarnya bendera merah putih pada tanggal 1 Maret 1963.
Setelah Irian Barat berhasil masuk wilayah NKRI, maka Operasi kemudian dilanjutkan dengan Operasi “WISNU MURTI’ yaitu Operasi lanjutan sebagai langkah konsolidasi yang bersifat Binter dan Operasi Linud yang sifatnya tempur.
Berdasarkan pengalaman dari Komando Mandala ini, maka Mayjen TNI Soeharto membuat telaahan staf yang intinya perlunya dibentuk pasukan cadangan strategis. Akhirnya gagasan ini disetujui, maka berdasarkan Skep Kasad No : KPTS 178/2/1963 tgl 19 Feb.1963 diputuskan bahwa KORRA I CADUAD resmi menjadi KOSTRAD. Dengan tugas pokoknya untuk melaksanakan operasi militer baik secara berdiri sendiri maupun bagian dalam suatu operasi gabungan dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Repiblik Indonesia.
Kelahiran KOSTRAD identik dengan mitos lahirnya Gatotkaca dalam cerita pewayangan, pada awal lahirnya Kostrad sudah diberi kepercayaan melaksanakan tugas Operasi dengan sukses di Irian Barat ini merupakan suatu gemblengan pengalaman seperti gemblengan Gatotkaca yang digodog dalam kawah Candradimuka yang akhirnya keluar menjadi ksatria yang gagah berani, memiliki otot kawat tulang besi , pilih tanding disegani lawan maupun kawan.
Baca juga Daftar Pasukan Khusus Terbaik Yang Dimiliki Indonesia
Dalam bentuk organisasinya Kostrad mempunyai bentuk Komando lapangan yang terdiri dari :
Pada ulang tahun KOSTRAD yang ke 6 (1967) Mayjen TNI Kemal Idris menyelenggarakan sayembara untuk membuat Mars KOSTRAD dan Himne KOSTRAD dan akhirnya pemenangnya jatuh pada Karya M. Simanungkalit.
KOSTRAD dalam perjalanan sejarahnya pernah mendapat ”SAMNYA PURNA NUGRAHA’ dari Presiden RI pada acara ulang tahun KOSTRAD ke 8 thn 1969.
Sejak Berdirinya KOSTRAD sampai saat ini telah dipimpin oleh :
Berdasarkan Petunjuk pelaksanaan Panglima Kostrad Nomor : Juklak/1/III/2016 tanggal 15 Maret 2016 tentang ketentuan pemberian dan penggunaan Brevet Cakra bagi personil militer Kostrad, maka terhitung mulai tanggal 15 Maret 2016 seluruh personil militer Kostrad dan mantan prajurit Kostrad berhak menggunakan Brevet Cakra. Dan untuk personil militer yang baru masuk Kostrad wajib mengikuti latihan Cakra yang diselenggarakan secara terpusat.
Pengabdian prajurit Kostrad dari masa ke masa terlibat dalam penugasan luar negeri sebagai pasukan penjaga perdamaian di bawah kendali Dewan Keamanan PBB. Sedangkan di wilayah NKRI Kostrad terlibat dalam Operasi pemulihan keamanan, Pengamanan Perbatasan, Penanggulangan Bencana Alam, Pengamanan Obyek Vital dan Operasi pembebasan sandera.
Begitu banyak jasa dan pengorbanan Kostrad dalam menjaga Stabiilitas keamanan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari awal berdiri hingga sekarang dan sampai kapanpun. Semoga Kostrad tetap jaya dan selalu ada untuk Indonesia.
KOSTRAD adalah Salah satu pasukan elite di tubuh TNI Angkatan Darat Republik Indonesia. Komando Strategis Angkatan datar (Kostrad) dikenal dengan berbagai prestasi dan kehebatannya dalam melakukan operasi-operasi khusus untuk tugas Negara. Kehebatan Kostrad begitu dikenal di dunia.
Sejak diproklamasikannya Negara Republik Indonesia tgl 17 Agustus 1945, maka rongrongan demi rongrongan baik dari dalam maupun dari luar negeri silih berganti berusaha untuk menghancurkan NKRI yang ditandai dengan terjadinya beberapa peristiwa di tanah air, yaitu rongrongan yang berusaha menggantikan idiologi Pancasila dan UUD 45 seperti:
- Penghianatan PKI Muso di Madiun thn 1948
- Pemberontakan DI/TII Karto Suwiryo di Jawa Barat 1948
- Pemberontakan APRA Westerling 1950
- Pemberontakan Andi Azis di Makasar 1950
- Pemberontakan Ibnu Hajar di Kalimantan1950
- Pemberontakan RMS di Maluku 1950
- Pemberontakan PRRI/Permesta di Sumatra Barat dan Sulawesi 1958.
Berdasarkan Struktur Orgas (Tap -05 tgl 5 Agustus 1958) di Tanah air telah dibentuk Kodam hampir di setiap provinsi, namun saat itu masih bersifat teritorial dengan kemampuan terbatas, terdiri dari Kodam, Korem, Brigade dan Batalyon.
Menjelang akhir tahun 1960 pimpinan AD menganggap perlu membentuk satuan militer yang bersifat mobil berkemampuan Linud yang siap tempur menjalankan tugas di seluruh tanah air, maka dibentuklah Cadangan Umum AD, dimana gagasan dan ide ini keluar dari Kasad Jenderal A.H Nasution pada tahun 1960, dan sebagai realisasi dari gagasan ini, maka keluarlah skep Kasad No. KPTS.1067/12/1960 tgl. 27 Desember 1960. Gagasan itu mempunyai latar belakang yang sangat mendesak, terutama karena keterkaitannya dengan masalah Irian Barat yang pada waktu itu masih menjadi sengketa dengan Belanda.
Untuk merealisasikan Skep Kasad tersebut, maka selanjutnya dibentuklah kelompok kerja yang diketuai oleh Deputi I Kasad Brigjen TNI Soeharto yang beranggotakan antara lain :

- Kolonel Ahmad Wiranata Kusuma dari Pamen Deputi I Kasad.
- Letkol Inf Slamet Sudibyo / Kpt Suryo Jatmiko dari Pama SUAD yang ditugaskan menyusun Orgas Personel CADUAD.
- Letkol Inf Muwardi dari Kodam VII / Diponegoro yang ditugaskan menyusun Orgas Ter.CADUAD.
- Letkol Inf Amir Mahmud dari Kodam VI Siliwangi yang ditugaskan menyusun Orgas Lat dan Ops.
- Letkol Inf Soegoro dari Pamen SUAD yang ditugaskan menyusun Orgas Log.
- Mayor Inf Joko Basuki dari Pamen SUAD yang ditugaskan menyusun Orgas Intelejen.
Pada tanggal 19 Desember 1961 bertepatan dengan pelantikan para taruna AKMIL di Jogjakarta, Presiden Sukarno mencetuskan TRIKORA yang berisi :
- Gagalkan pembentukan negara papua di Irian Barat.
- Kibarkan bendera merah putih di Irian Barat
- Bersiap-siap untuk mengadakan mobilisasi umum.
Menindak lanjuti tugas penting ini, maka pada awal 1962 dibentuklah Komando Mandala di wilayah timur Indonesia dengan markas besarnya di Ujung Pandang.dengan Panglima Mandalanya yaitu Brigjen TNI Soeharto, dengan tugas tambahan sebagai DEPUTI I KASAD untuk wilayah timur. Dalam operasi ini melibatkan AD, AL, AU Sukarelawan dan masa rakyat dengan sandi “OPERASI JAYAWIJAYA”.
Misi dari Operasi Jayawijaya ini untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda dengan mengadakan perang terbuka jika perundingan perdamaian dengan Belanda di New York mengalami kegagalan.
Dalam rangka menyiapkan perang terbuka, maka pada tanggal 19 Desember 1961 terlebih dahulu dilakukan infiltrasi di daerah Fak-fak, Misoi, Wagiu, Serui, sorong, Kaimani. Akhirnya pertengahan Agustus 1962 dilakukanlah serbuan umum melawan penjajah Belanda dengan sasaran wilayah Biak, Jayapura. KORRA 1 / CADUAD sendiri menurunkan 1 Divisi, hal ini menyebabkan gentarnya pihak Belanda dengan keputusan menyerah tanpa syarat. Penyerahan Irian Barat ini dengan ditandainya berkibarnya bendera merah putih pada tanggal 1 Maret 1963.
Setelah Irian Barat berhasil masuk wilayah NKRI, maka Operasi kemudian dilanjutkan dengan Operasi “WISNU MURTI’ yaitu Operasi lanjutan sebagai langkah konsolidasi yang bersifat Binter dan Operasi Linud yang sifatnya tempur.

Berdasarkan pengalaman dari Komando Mandala ini, maka Mayjen TNI Soeharto membuat telaahan staf yang intinya perlunya dibentuk pasukan cadangan strategis. Akhirnya gagasan ini disetujui, maka berdasarkan Skep Kasad No : KPTS 178/2/1963 tgl 19 Feb.1963 diputuskan bahwa KORRA I CADUAD resmi menjadi KOSTRAD. Dengan tugas pokoknya untuk melaksanakan operasi militer baik secara berdiri sendiri maupun bagian dalam suatu operasi gabungan dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Repiblik Indonesia.
Kelahiran KOSTRAD identik dengan mitos lahirnya Gatotkaca dalam cerita pewayangan, pada awal lahirnya Kostrad sudah diberi kepercayaan melaksanakan tugas Operasi dengan sukses di Irian Barat ini merupakan suatu gemblengan pengalaman seperti gemblengan Gatotkaca yang digodog dalam kawah Candradimuka yang akhirnya keluar menjadi ksatria yang gagah berani, memiliki otot kawat tulang besi , pilih tanding disegani lawan maupun kawan.
Baca juga Daftar Pasukan Khusus Terbaik Yang Dimiliki Indonesia
Dalam bentuk organisasinya Kostrad mempunyai bentuk Komando lapangan yang terdiri dari :
- Markas Komando
- Markas Divisi, Brigade dan gugusan tempur bantuan tempur dan Bantuan administrasi.
Pada ulang tahun KOSTRAD yang ke 6 (1967) Mayjen TNI Kemal Idris menyelenggarakan sayembara untuk membuat Mars KOSTRAD dan Himne KOSTRAD dan akhirnya pemenangnya jatuh pada Karya M. Simanungkalit.
KOSTRAD dalam perjalanan sejarahnya pernah mendapat ”SAMNYA PURNA NUGRAHA’ dari Presiden RI pada acara ulang tahun KOSTRAD ke 8 thn 1969.
Sejak Berdirinya KOSTRAD sampai saat ini telah dipimpin oleh :
- Mayor Jenderal TNI Soeharto1 Maret 1961 s/d 2 Desember 1965
- Mayor JenderalTNI Umar Wirahadikusumah 2 Desember1965 s/d 17 April 1967
- Mayor Jenderal TNI A. Kemal Idris 17 April 1967 s/d 11 Maret 1969
- Brigadir Jenderal TNI Wahono 11 Maret 1969 s/d 20 Februari 1970
- Mayor Jenderal TNI Makmun Murod 20 Februari 1970 s/d 26 Desember 1971
- Mayor Jenderal TNI Wahono 26 Desember 1971 s/d 18 April 1973
- Mayor Jenderal TNI Poniman 18 April 1973 s/d 4 Mei 1974
- Mayor Jenderal TNI Himawan Sutanto 4 Mei 1974 s/d 4 Januari 1975
- Mayor Jenderal TNI Leo Lopulisa 4 Januari 1975 s/d 19 Januari 1978
- Mayor Jenderal TNI Wiyogo Atmodarminto 19 Januari 1978 s/d 20 Maret 1980
- Mayor Jenderal TNI Ismail 20 Maret 1980 s/d 24 Januari 1981
- Letnan Jenderal TNI Rudini 24 Januari 1981 s/d 24 Mei 1983
- Letnan Jenderal TNI Soeweno 24 Mei 1983 s/d 30 Januari 1986
- Mayor Jenderal TNI Soeripto 30 Januari 1986 s/d 21 Agustus 1987
- Letnan Jenderal TNI A.Sahala Radjagukguk 21Agustus 1987 s/d 15 Maret 1988
- Mayor Jenderal TNI Soegito 15 Maret 1988 s/d 9 Agustus 1990
- Mayor Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar 9 Agustus 1990 s/d 29 Juli 1992
- Mayor Jenderal TNI Kuntara 29 Juli 1992 s/d 22 September 1994
- Letnan Jenderal TNI Tarub 22 September 1994 s/d 4 April 1996
- Jenderal TNI Wiranto 4 April 1996 s/d 20 Juni 1997
- Letnan Jenderal TNI Sugiono 20 Juni 1997 s/d 20 Maret 1998
- Letnan Jenderal TNI Prabowo Subianto 20 Maret 1998 s/d 22 Mei 1998
- Mayor Jenderal TNI Jhony J. Lumintang 22 Mei 1998 s/d 23 Mei 1998
- Letnan Jenderal TNI Djamary Chaniago 23 Mei 1998 s/d 24 Nopember 1999
- Letnan Jenderal TNI Djadja Suparman S.I.P 24 Nopember 1999 s/d 29 Maret 2000
- Letnan Jenderal TNI Agus Wirahadikusumah 29 Maret 2000 s/d 1 Agustus 2000
- Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu1 Agustus 2000 s/d 10 Juli 2002
- Letnan Jenderal TNI Bibit Waluyo 10 Juli 2002 s/d 28 September 2004
- LetnanJenderal TNI Hadi Waluyo SIP MSC 3 Nopember 2004 s/d 2 Mei 2006
- Letnan Jenderal TNI Erwin Sudjono 2 Mei 2006 s/d 13 Nopember 2007
- Jenderal TNI George Toisutta 13 Nopember 2007 s/d 17 Pebruari 2010
- Letnan Jenderal TNI Burhanuddin Amin 17 Pebruari s/d 5 Nopember 2010
- Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo 5 Nopember 2010 s/d 9 Agustus 2011.
- Letnan Jenderal TNI A.Y. Nasution 9 Agustus 2011 s/d 13 Maret 2012
- Letnan Jenderal TNI M. Munir 13 Maret 2012 s/d 3 Juni 2013
- Jenderal TNI Gatot Nurmantyo 3 Juni 2013 s/d 26 September 2014
- Jenderal TNI Mulyono 26 September 2014 s/d 31 Juli 2015
- Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi 31Juli 2015 s/d sekarang.
Berdasarkan Petunjuk pelaksanaan Panglima Kostrad Nomor : Juklak/1/III/2016 tanggal 15 Maret 2016 tentang ketentuan pemberian dan penggunaan Brevet Cakra bagi personil militer Kostrad, maka terhitung mulai tanggal 15 Maret 2016 seluruh personil militer Kostrad dan mantan prajurit Kostrad berhak menggunakan Brevet Cakra. Dan untuk personil militer yang baru masuk Kostrad wajib mengikuti latihan Cakra yang diselenggarakan secara terpusat.
Pengabdian prajurit Kostrad dari masa ke masa terlibat dalam penugasan luar negeri sebagai pasukan penjaga perdamaian di bawah kendali Dewan Keamanan PBB. Sedangkan di wilayah NKRI Kostrad terlibat dalam Operasi pemulihan keamanan, Pengamanan Perbatasan, Penanggulangan Bencana Alam, Pengamanan Obyek Vital dan Operasi pembebasan sandera.
Begitu banyak jasa dan pengorbanan Kostrad dalam menjaga Stabiilitas keamanan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari awal berdiri hingga sekarang dan sampai kapanpun. Semoga Kostrad tetap jaya dan selalu ada untuk Indonesia.
Sumber : http://kostrad.mil.id/sejarah/