Jangan pernah meremehkan seorang wanita. Mungkin dari segi fisik wanita adalah manusia yang lemah. Namun, ini berbeda soal kekayaan. wanita satu ini adalah wanita terkaya di Indonesia. Kartini Mulyadi adalah wanita terkaya Indonesia saat ini. selain cantik dan pintar Kartini Mulyadi memiliki kekayaan yang besar sehingga dengan kekayaannya itu dia dinobatkan sebagai wanita terkaya di Indonesia tahun 2013 lalu.
Majalah Forbes membuat daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Ada satu-satunya wanita yang masuk ke dalam daftar tersebut. Dia adalah Kartini Muljadi. Bagaimana kisah karir wanita berumur 83 tahun ini?
Dikutip dari situs Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (Iluni FHUI), Jumat (22/11/2013), Kartini memulai karirnya sebagai seorang hakim.
Pada situs itu, Kartini disebut sebagai orang sukses. Wanita kelahiran 17 Mei 1930 ini pada masa kecilnya merasakan pendidikan sekolah khusus keturunan Belanda.
Kartini sempat kuliah pada perguruan tinggi di Surabaya dan Yogyakarta, Kartini kemudian pindah ke Jakarta untuk masuk Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia. Di sela-sela kuliahnya, Kartini bekerja di Perhimpunan Sosial Tjandra Naya yang maksud tujuannya adalah menyelenggarakan pendidikan serta pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.
Wanita ini meraih gelar sarjana hukum pada 1958, pada saat itu Kartini telah mempunyai 2 anak. Kartini kemudian memutuskan berkarir di bidang Kehakiman dan diangkat sebagai Hakim pada Pengadilan Negeri Istimewa Jakarta, dimana dia ditugaskan untuk menangani perkara pidana, perdata dan kepailitan.
Pada saat Kartini mulai tugasnya di Pengadilan, para Hakim warga negara Belanda baru mengundurkan diri dan digantikan oleh Hakim warga negara Indonesia. Setelah suaminya yang bernama Djojo Muljadi SH, semasa hidupnya bekerja sebagai notaris, meninggal dunia dalam tahun 1973, Kartini mengundurkan diri sebagai Hakim, karena merasa pendapatannya sebagai Hakim yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak akan cukup untuk membiayai keluarganya.
Setelah menempuh dan lulus ujian negara untuk notariat, Kartini diangkat sebagai Notaris berkedudukan di Jakarta, dan mulai mengajar mata kuliah perdata dan hukum acara perdata di beberapa fakultas hukum di Jakarta. Konsistensi dan komitmennya yang tinggi dalam memberi pelayanan terbaik sebagai Notaris, menjadikannya sebagai notaris papan atas, yang menjadi rujukan perusahaan-perusahaan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Sumber : finance.detik.com
Majalah Forbes membuat daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Ada satu-satunya wanita yang masuk ke dalam daftar tersebut. Dia adalah Kartini Muljadi. Bagaimana kisah karir wanita berumur 83 tahun ini?
Dikutip dari situs Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (Iluni FHUI), Jumat (22/11/2013), Kartini memulai karirnya sebagai seorang hakim.
Pada situs itu, Kartini disebut sebagai orang sukses. Wanita kelahiran 17 Mei 1930 ini pada masa kecilnya merasakan pendidikan sekolah khusus keturunan Belanda.
Kartini sempat kuliah pada perguruan tinggi di Surabaya dan Yogyakarta, Kartini kemudian pindah ke Jakarta untuk masuk Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia. Di sela-sela kuliahnya, Kartini bekerja di Perhimpunan Sosial Tjandra Naya yang maksud tujuannya adalah menyelenggarakan pendidikan serta pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.
Wanita ini meraih gelar sarjana hukum pada 1958, pada saat itu Kartini telah mempunyai 2 anak. Kartini kemudian memutuskan berkarir di bidang Kehakiman dan diangkat sebagai Hakim pada Pengadilan Negeri Istimewa Jakarta, dimana dia ditugaskan untuk menangani perkara pidana, perdata dan kepailitan.
Pada saat Kartini mulai tugasnya di Pengadilan, para Hakim warga negara Belanda baru mengundurkan diri dan digantikan oleh Hakim warga negara Indonesia. Setelah suaminya yang bernama Djojo Muljadi SH, semasa hidupnya bekerja sebagai notaris, meninggal dunia dalam tahun 1973, Kartini mengundurkan diri sebagai Hakim, karena merasa pendapatannya sebagai Hakim yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak akan cukup untuk membiayai keluarganya.
Setelah menempuh dan lulus ujian negara untuk notariat, Kartini diangkat sebagai Notaris berkedudukan di Jakarta, dan mulai mengajar mata kuliah perdata dan hukum acara perdata di beberapa fakultas hukum di Jakarta. Konsistensi dan komitmennya yang tinggi dalam memberi pelayanan terbaik sebagai Notaris, menjadikannya sebagai notaris papan atas, yang menjadi rujukan perusahaan-perusahaan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Sumber : finance.detik.com